Renungan 24 Februari 2011

Untung
Baca: 2 Korintus 12:1-10
Ayat Mas: Roma 8:28
Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 12-14

Suatu hari, ketika tengah menyiram tanaman di halaman depan rumahnya, Bu
Waluyo terpeleset. Ia jatuh terduduk. Lututnya memar. Katanya, "Untung
cuma memar, tidak sampai keseleo." Kali lain, Pak Amat yang tengah
berjalan-jalan pagi terserempet oleh sepeda motor. Tubuhnya sampai jatuh
terjerembab ke trotoar. Akibatnya, tangan dan kakinya terluka cukup
parah. Dan, ia sempat dirawat inap semalam di rumah sakit. Katanya,
"Untung cuma tangan dan kaki yang luka, tidak sampai kepala."

Berprinsip "untung" tentu saja baik. Dengan begitu, setidaknya orang
tidak akan terus menyesali "kesialannya". Akan tetapi, dalam terang iman
ada alasan yang lebih baik. Kita beruntung bukan karena tidak mengalami
kejadian yang lebih buruk, tetapi karena kita meyakini bahwa di dalam
segala hal Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan. Entah hal
pahit atau manis, duka atau suka, Allah pasti dapat memakainya demi
kebaikan kita.

Secara akal, kita bisa bertanya demikian, "Bagaimana mungkin kepahitan
dan penderitaan bisa menjadi kebaikan?" Namun jangan lupa, kuasa Allah
kita yang dahsyat melampaui segala perhitungan akal manusia. Paulus
meresapi betul prinsip iman ini dalam hidupnya. Itulah sebabnya ia tidak
pernah undur, bahkan dalam kelemahan fisiknya, atau juga dalam setiap
penderitaan dan ancaman yang harus diterimanya. Dalam segala keadaan, ia
tidak pernah kekurangan pengharapan. Seperti dikatakannya, "Karena itu
aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam
kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus.
Sebab jika aku lemah, maka aku kuat" (ayat 10)

DALAM IMAN TIDAK ADA ALASAN UNTUK BERHENTI BERPENGHARAPAN

Penulis: Ayub Yahya

Tidak ada komentar: