Sharing Pelayanan: Cinta Menyegarkan Jiwa

Bagus banget neh guys..
Smoga jd berkat & menguatkan..


Sharing Pelayanan

Cinta Menyegarkan Jiwa

Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC

"Selamat sore Romo. Saya mau kasih tahu, papa barusan sudah kembali ke rumah Bapa. Terimakasih atas segala doa dan bantuan Romo. Mohon doa untuk kedamaian kekal bagi papa bersama Bapa di surga". Itu adalah BBM dari seorang anaknya pada hari Minggu, 19 Juni 2011, pukul 15.34, setengah jam sebelum ia menghebuskan nafas terakhirnya. Ia memberitahukan berita duka ini karena aku mendampinginya sebelum kepergiannya untuk selama-lamanya.
Aku tidak kenal dia sebelumnya. Ia datang dari Surabaya untuk mengunjungi puterinya yang sedang hamil tua. Walaupun sedang sakit-sakitan, ia memaksakan diri untuk berjumpa dengan puterinya tercinta. Kerinduannya terhadap puterinya mengalahkan rasa sakitnya. Lebih-lebih ia ingin melihat cucunya yang akan segera lahir ke dunia.

"Kehadiran seorang papa akan memberikan kesegaran semangat bagi puterinya yang sedang mempersiapkan persalinannya", tekatnya sebelum meninggalkan rumahnya. Cinta seorang papa sangat dirindukan puterinya yang sedang dilanda kekuatiran dan ketakutan. Keberadaan papa akan mengusir segala kegelisahan yang menyelimuti jiwa puterinya.

Tidak lama setelah tinggal di rumah puterinya, ia harus dirawat di rumah sakit yang terletak di pinggir jalan raya. Keadaannya setiap hari semakin mengkuatirkan. Ia sering pingsan. Setelah merayakan Misa bagi para karyawan di pusat perkantoran, aku bersama ketua lingkungan puterinya menjenguknya. Kedatanganku tak diduganya. Puterinya meneteskan air matanya bahwa ayahnya mendapatkan kunjungan dari seorang imam yang tidak dikenalnya dan tidak diperkirakan sebelumnya. Puji-pujian dalam rangka ibadat Sakramen Perminyakan Suci kepadanya terasa khidmat. Kehadiran Tuhan menaungi setiap hati yang sedang berdoa. Selesai berdoa bersama, bapak itu berkali-kali mengacungkan kedua jempolnya tanda kebahagiaan. Ia juga menunjuk kepada lilin di samping salib sebagai isyarat agar tidak dipadamkan. Pesannya baru dapat dipahami setelah kepulangannya ke rumah Bapa. Sejak itu, puterinya memberitahukan kepadaku setiap perkembangan tentang ayahnya.

Beberapa hari setelah menerima Sakramen Perminyakan Suci, ia harus dipindahkan di ruang ICU. Paru-paru sebelah kirinya sudah tidak melaksanakan fungsinya dan paru-paru sebelah kanannya tinggal empat puluh persen saja. Sebelum masuk ke ruang ICU, ia menyampaikan kepada istri, anak-anak, dan menantunya bahwa ia tidak lama lagi akan menghadap Sang Pencipta. Yang membuatku merinding bahwa ia memintaku datang sekali lagi untuk mendoakannya. Aku datang ke rumah sakit jam sepuluh malam. Puji-pujian kepada Allah dikumandangkankan dan ia sekali-kali membuka matanya seakan-akan ikut serta di dalamnya. Sehari kemudian, ia meninggal dunia dengan senyuman di bibirnya dan dengan tangan memegang erat-erat rosario di dadanya. Ia seakan-akan mengatakan bahwa ia telah mencapai kemenangan. Senyuman terakhirnya diabadikan dalam sebuah figura yang menghiasi peti jenasahnya. Misa

Requeim bukan merupakan pelampiasan kesedihan, tetapi ucapan syukur atas kehidupan kekal.

Mata Allah, telinga Allah, dan hati Allah tertanam di dalam kehidupan yang penuh cinta. Cinta senantiasa menyegarkan jiwa. Cinta merupakan energi yang membuat iman tetap bernyala. Cinta membuat iman tak akan lenyap walaupun tubuh lebur ke alam baka. Seperti lilin yang habis terbakar oleh api yang bernyala, kehidupan fana ini akan punah ditelan usia. Namun, iman yang dijiwai dengan cinta akan terus memancar di banyak hati yang mengalami kebaikan dan pengabdiannya

. Hiduplah di dalam cinta, maka iman akan terus menyalakan terangnya, surga pun menjadi milik kita ! Allah tidak akan pernah memadamkan iman kita walaupun nyalanya mulai pudar karena Dia memberi kesempatan kepada kita untuk semakin bertambah cinta :

"Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya dan sumbu yang pudar nyalanya, tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang" (Matius 12:20). Tuhan memberkati.

------


salam,

Liem Budhi
PIKA XX

Tidak ada komentar: