Renungan 21 Februari 2011

Percaya dengan Segenap Hati
Baca: Amsal 3:5,6
Ayat Mas: Ibrani 13:8
Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 4-5

Seorang mahasiswa kehilangan sepeda motornya ketika tengah berkunjung ke
indekos temannya. Si pemilik indekos, karena merasa ikut bertanggung
jawab atas peristiwa tersebut, menyarankan agar si mahasiswa menemui
paranormal terkenal yang ada di daerah itu. Namun, mendengar saran itu,
ia menjawab, "Ibu, saya menaruh percaya kepada Yesus. Saya lebih baik
kehilangan sepeda motor saya daripada bertanya ke paranormal." Sebuah
pernyataan yang tentu tak mudah dijalankan.

Penulis Amsal meminta kita menaruh percaya kepada Tuhan. Kata "percaya"
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah yakin benar atau memastikan
akan kemampuan atau kelebihan seseorang atau sesuatu (bahwa seseorang
atau sesuatu itu akan dapat memenuhi harapannya). Dengan demikian,
percaya kepada Tuhan berarti yakin benar pada kemampuan Tuhan, bahwa Dia
dapat memenuhi apa yang kita harapkan. Bahwa Dia dapat diandalkan, kapan
pun dan di mana pun. Selanjutnya, penulis Amsal mengatakan bahwa percaya
yang dimaksud adalah percaya dengan segenap hati. Artinya, percaya yang
juga dibarengi dengan kehendak untuk memasrahkan diri secara penuh
kepada maksud dan rencana Tuhan.

Percaya tentu memerlukan dasar. Penulis Ibrani mengatakan bahwa Yesus
Kristus tetap sama, baik kemarin, hari ini, sampai selama-lamanya
(Ibrani 13:8). Ayat tersebut menjadi peneguhan bagi kita bahwa Yesus
layak dipercaya dan diandalkan karena Dia tidak berubah. Jika demikian,
dalam kehidupan kita sehari-hari—menjalankan bisnis, karier, pergaulan,
kepemilikan atas sesuatu, kepada siapakah dan dalam apakah kita menaruh
percaya?

KUASA KRISTUS LEBIH BESAR DARI SEGALA KUASA LAIN

MAKA TAK USAH MENCARI PERTOLONGAN DI TEMPAT LAIN

Penulis: Sunandar Sirait

Tidak ada komentar: