Baca: Matius 18:21-35
Ayat Mas: Matius 18:21
Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 31-33
Sungguh senangnya hati ketika kendaraan yang kita pakai sehari-hari
dicuci bersih. Sayangnya, secemerlang apa pun kendaraan kita setelah
dicuci, kita tak dapat mempertahankannya terus begitu. Jika kita
memakainya lagi untuk beraktivitas, maka dalam sekejap ia bisa kembali
menjadi begitu kotor. Hingga pekerjaan mencuci ini harus diulang. Lalu,
kotor lagi. Harus dicuci lagi. Begitu seterusnya.
Ada satu kemiripan antara mencuci kendaraan dengan mengampuni kesalahan
sesama—yakni harus dilakukan lagi dan lagi. Petrus pernah bertanya
kepada Yesus, "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku
jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Namun, Yesus
malah menanggapinya secara mengejutkan. Jika Petrus menetapkan batas
kesabarannya hingga tujuh kali mengampuni, Tuhan memintanya mengampuni
hingga berlipat-lipat kali lebih banyak dari itu. Artinya, Petrus harus
terus mengampuni. Mengampuni lagi dan lagi. Mengapa? Yesus menyadarkan
Petrus—dan kita—melalui perumpaan hamba yang berutang. Ketika kita tidak
mau memaafkan saudara yang bersalah kepada kita (ayat 28-30),
sesungguhnya kita sedang berlaku tidak pantas. Sebab, bukankah kita
telah menerima pengampunan dan kemurahan yang sangat jauh lebih besar
nilainya dari Tuhan sendiri (ayat 27)?
Perselisihan, kerap kali justru terjadi di antara orang-orang yang
terdekat—keluarga, sahabat, rekan sekerja. Itu sebabnya budaya meminta
ampun dan mengampuni harus menjadi gaya hidup kita. Anak-anak Tuhan yang
telah menerima anugerah pengampunan Kristus yang besar, pasti akan dapat
mengampuni lagi dan lagi—setiap kesalahan yang tertimpa kepadanya dari
sesama saudara.
KITA MEMBUTUHKAN PENGAMPUNAN TUHAN LAGI DAN LAGI
MAKA MENGAPA KITA TAK MENGAMPUNI SESAMA LAGI DAN LAGI?
Penulis: Agustina Wijayani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar