Renungan 31 Maret 20011

Benih Kepercayaan
Baca: Kisah Para Rasul 9:26-31
Ayat Mas: Kisah Para Rasul 9:27
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 23-24

Pada pemakaman Kathryn Lawes, istri mantan sipir penjara di New York,
para narapidana beramai-ramai melayat. Sejenak mereka menghirup udara
bebas. Seusai upacara, tak satu pun dari mereka berusaha kabur. Dengan
patuh, semua kembali ke sel masing-masing. Apa rahasianya? Semasa hidup,
Nyonya Lawes membiarkan anak-anaknya bermain dengan para narapidana itu.
Ia percaya mereka akan berlaku baik kepada anak-anaknya. Kesan
dipercayai, itu yang membekas di hati para narapidana. Maka, mereka tak
mau menodai kepercayaan yang diberikan waktu diizinkan keluar untuk
melayat orang yang telah memercayai mereka.

Sejumput benih kepercayaan ditanam, hasilnya tak mengecewakan. Semua
orang butuh dipercayai. Besar kemungkinan kebaikan dalam dirinya tumbuh
jika ia dipercayai. Kita kagum akan sosok Paulus, penginjil terbesar
sepanjang zaman. Namun, jangan lupa bahwa pada awal ia menjadi
penginjil, Barnabas memiliki peran penting. Peran apa? Ia percaya kepada
Saulus, sementara murid yang lain tidak. Ia mau menerimanya, sementara
yang lain takut, mengingat sepak terjangnya di masa silam. Berbekal
kepercayaan Barnabas, Saulus giat meyakinkan orang akan pertobatannya
dan terus bersaksi bagi Yesus. Hingga kini kita mengenalnya sebagai
Rasul Paulus.

Semua hubungan baik berlandasan kepercayaan. Suasana kerja yang baik
dibangun di atas kepercayaan. Prestasi bertumbuh karena ada kepercayaan.
Pelayanan yang berbuah memerlukan sikap saling percaya. Sudahkah kita
menanam benih percaya-memercayai dalam berkeluarga, berteman, bekerja
sama, bergereja, bermasyarakat? Jika kita ingin dipercayai, begitu pun
orang lain.

ORANG YANG DIPERCAYAI DENGAN CARA YANG BENAR

AKAN MENJADI ORANG YANG DAPAT DIPERCAYA—Abraham Lincoln

Penulis: Pipi Agus Dhali

Tidak ada komentar: