Baca: 2 Samuel 12:8-14
Ayat Mas: Amsal 3:12
Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 26-28
Masih terbayang di depan mata, sebuah peristiwa yang terjadi 40 tahun
lalu. Saya dan adik saya dihukum oleh Ayah, karena berkelahi. Kami
diikat di tiang rumah dengan posisi saling berhadapan, hampir setengah
hari penuh. Waktu itu, saya menangis karena marah sekali. Mengapa
orangtua menyiksa anaknya sendiri sedemikian kejam? Jika Ayah mengasihi
kami, mengapa ia tega menghukum kami?
Saya menemukan jawabannya sewaktu membaca kisah Daud. Tuhan sangat
mengasihi Daud, sehingga Dia mengurapinya menjadi raja Israel melalui
Samuel. Dia memberkati pemerintahannya, sehingga Daud berhasil
mempersatukan bangsa Israel. Namun, apakah yang diberikan Daud sebagai
balasannya? Di puncak kekuasaannya, Daud malah melakukan apa yang jahat
di mata Tuhan; ia mengambil Batsyeba sebagai istrinya. Padahal Batsyeba
jelas-jelas adalah istri Uria, prajuritnya sendiri (ayat 9). Itu
sebabnya Tuhan murka, dan menghukum Daud; anak hasil perselingkuhan itu
pun mati (ayat 14). Namun, Tuhan menghukum bukan karena Dia benci,
melainkan karena Dia masih tetap mengasihi. Lewat hukuman itu, Dia
hendak mendidik Daud, bahwa atas setiap perbuatan dosa, ada konsekuensi
berupa hukuman.
Dari situ saya sadar, dulu Ayah menghukum demi mendidik kami agar
bertumbuh dengan karakter baik. Jika Ayah tidak melakukannya, sangat
mungkin kini saya tidak memiliki hati yang waspada terhadap kesalahan.
Jika saat ini Tuhan mendidik kita karena suatu kesalahan yang kita
perbuat, terimalah dengan kesadaran bahwa Tuhan ingin kita kembali. Ya,
itu wujud kasih-Nya kepada kita.
TUHAN TIDAK MAU ANAK-ANAK-NYA TERHILANG
MAKA YANG TERSESAT PUN DISESAH-NYA AGAR SEGERA PULANG
Penulis: Eddy Nugroho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar